Universitas GUNADARMA

Kamis, 27 Juni 2013

Panduan Perjalanan ke Jakarta

Jakarta adalah ibukota dari Indonesia, kota ini telah menjadi lokasi pusat untuk politik, bisnis, multikulturalisme, hiburan dan masih banyak lagi. Apabila dibandingkan dengan kota-kota lain yang ada di Indonesia, Jakarta jauh lebih berkembang dan ramai—ya, Saya benar-benar serius tentang yang Saya katakan, ramai.

Dengan lebih dari 10 juta orang yang bermukim di kota ini, kemacetan dan keramaian adalah dua hal yang tidak bisa dihindari oleh penduduknya.

Sebagai penduduk asli Jakarta, Saya merasa terdorong untuk menulis panduan singkat untuk melakukan perjalanan ke kota ini, yang ditulis secara spesifik untuk pengunjung asing dan pengunjung pertama kali.



Yang harus dilakukan:

• Rencanakan perjalanan Anda jauh-jauh hari
Pertama-tama, Anda harus menetapkan anggaran perjalanan Anda. Apakah Anda ingin berlibur dan menginap di hotel bintang lima? Atau bepergian dengan anggaran yang rendah?
Pastikan bahwa Anda merencanakan dan mengurus penerbangan, akomodasi ataupun transportasi pribadi Anda jauh-jauh hari dari tanggal keberangkatan. Dengan ini, Anda dapat menghemat uang dengan jumlah yang tidak sedikit.

• Pesan transportasi Anda dari penyedia transportasi terpercaya
Dari cerita-cerita yang Saya dengar, menggunakan jasa transportasi (taksi, untuk lebih spesifik) dari penyedia transportasi yang kurang dikenal dan diketahui. Mengapa? Karena ada kemungkinan besar Anda menjadi korban kejahatan dan Anda diharuskan membayar lebih banyak uang untuk jasa yang Anda gunakan. Untuk jasa taksi, Saya merekomendasikan Anda untuk memilih taksi dari Blue Bird Group mengingat reputasi dan layanan mereka yang sangat terpuji.

• Gunakan pakaian berbahan ringan dan nyaman
Jakarta terkenal dengan cuacanya yang lembab dan panas, jadi persiapkan pakaian berbahan ringan, seperti katun. Jika Anda cenderung mudah berkeringat di negara asal Anda, mungkin Anda akan berkeringat lebih banyak di Jakarta. Namun, tidak adaa salahnya membawa kardigan atau jaket tipis jika Anda berencana untuk pergi ke pusat perbelanjaan atau bioskop.



Yang harus dihindari:

• Meminum air keran
Tidak seperti di negara-negara Eropa, khususnya Jerman, sistem air di Indonesia tidak memungkinkan bagi warganya untuk minum air dari keran. Jadi, Saya sarankan Anda untuk membeli air mineral kemasan dari minimarket atau supermarket terdekat, Dan juga, Saya sarankan Anda untuk membeli air minuman kemasan dengan merek yang telah dikenal seperti Aqua atau Nestlé PureLife.

• Sering mengkonsumsi makanan yang dibeli dari pedagang pinggir jalan
Adalah suatu perasaan yang menarik untuk pengunjung pertama kali dan pengunjung asing untuk mencoba dan menikmati makanan lokal. Akan tetapi, Saya sangat menyarankan bahwa Anda tidak mengkonsumsi makanan yang dibeli dari pedagang pinggir jalan sering-sering dikarenakan oleh isu kebersihan. Kebanyakan pedagang makanan pinggir jalan di Indonesia cenderung menyiapkan makanan dengan minyak goreng yang telah tidak diganti selama berhari-hari, ada juga yang sampai berminggu-minggu. Oleh karena itu, berhati-hatilah ketika membeli makanan. Lalu, Saya juga disarankan bahwa Anda menghindari makanan-makanan yang pedas, kecuali Anda telah sering berkunjung ke Indonesia atau mempunyai perut yang terbuat dari baja

• Lupa untuk membawa obat-obatan Anda
Mengunjungi negara asing dengan cuaca yang berbeda dapat mempengaruhi kesehatan Anda. Jangan lupa membawa obat yang biasa Anda minum saat melakukan perjalanan ke Jakarta. Untuk lebih spesifik lagi, sangat disarankan untuk Anda membawa obat khusus mengatasi keracunan makanan dan diare, untuk mencegah agar jangan sampai dua hal tersebut merusak perjalanan Anda.

Sumber : http://www.lexiophiles.com/bahasa-indonesia/panduan-perjalanan-mengunjungi-jakarta-indonesia

Resensi Film Gulliver's Travel

Walaupun berjudul sama, Gulliver's Travel tidaklah identik dengan novel sastra klasik dari abad ke-18 tulisan Jonathan Swift. Kesamaannya hanya pada para liliput dan selebihnya film ini adalah kendaraan humor bagi Jack Black.

Karakter Lemuel Gulliver (Black) adalah seorang tukang bagi surat di sebuah koran. Dia menyimpan rasa suka kepada editor Darcy (Amanda Peet) tetapi tidak berani mengajak Darcy kencan. Malahan, Gulliver berbohong bahwa dia bisa menulis
artikel tentang travelling sehingga malah ditugaskan untuk meliput di Bermuda. Dalam perjalanan, sebuah badai menghempaskan Gulliver ke negeri para liliput.

Kehadiran Black di film ini tentu saja untuk menghadirkan komedi mengingat reputasinya sebagai bintang komedi jempolan. Sayang, lelucon tentang tubuh raksasanya dibandingkan dengan para liliput lama-lama membosankan.

Gulliver mendapat tempat di hati para liliput, terutama setelah dia sukses mencomblangi Horatio (Jason Segel) dengan Princess Mary (Emily Blunt), putri King Theodore (Billy Connoly). Tokoh antagonis Jenderal Edward (Chris O'Dowd) sudah meminta Princess Mary menikahinya, tetapi Horatio yang dibantu oleh Gulliver yang akhirnya dipilih oleh Sang Putri. Pertempuran yang terjadi antara Gulliver dan para liliput melawan pasukan Jenderal Edward terlihat membosankan walaupun adegan ini dimaksudkan sebagai klimaks film.

Film ini adalah sebuah panggung bagi Black, Segel sedikit mencuri perhatian, sementara yang lain hanyalah pelengkap belaka. Mengingat reputasi Black yang bagus dalam School of Rock atau Nacho Libre, sungguh disayangkan jika ia terlibat dalam Gulliver's Travel yang hanya bisa mereduksi sebuah karya sastra klasik.

Sutradara : Rob Letterman
Skenario : Joe Stillman, Nicholas Stoller
Pemain : Jack Black, Jason Segel, Emily Blunt, Amanda Peet, Billy Connolly, Chris O'Dowd

Sumber : http://www.usatoday.com/life/movies/reviews/2010-12-22-gulliverstravels23_ST_N.htm

Resensi Film 500 days of summer

Seperti yang dilakukan oleh film Annie Hall beberapa waktu yang lalu, (500) Days of Summer dengan sangat baik menangkap sensibilitas dari sebuah romansa kontemporer. Rasanya sulit untuk membayangkan romantic comedy yang lebih menyenangkan, lebih jenaka, lebih baik dari segi akting, dan lebih inventif ketimbang film ini.

Yang membedakan (500) Days of Summer dari romantic comedy lainnya adalah kemampuannya untuk secara halus mengejek kebiasaan yang ada dan cerita menyentuh yang disajikan dengan sebuah cara yang inovatif dan menyejukkan bagai
semilir angin. Film ini juga secara unik menyajikan segmen dengan layar terbagi 2 (split screen), di mana satu screen menyajikan "realita" dan layar lainnya menghidangkan "ekspektasi".

Joseph Gordon-Levitt sangat bagus sebagai Tom, penulis kartu ucapan berusia 20-an yang mempunyai impian-impian artistik. Summer, yang menjadi judul film, tidak mengacu pada musim melainkan sebuah karakter yang menjadi obyek gairah Tom dan dimainkan dengan sangat baik oleh Zooey Deschanel. Tom dan Summer merupakan 2 pribadi yang berbeda terutama tentang cara pandang tentang cinta. Summer tidak percaya akan cinta sedang Tom selalu mencari "the one" dan percaya dia tidak akan bahagia sebelum menemukannya. Selama setahun lebih Tom tersiksa karena sikap Summer yang skeptikal ini.

Gordon-Levitt dan Deschanel sanggup menampilkan sosok pasangan yang menarik dan meyakinkan dengan chemistry yang sungguh kuat terjalin.

(500) Days of Summer adalah sebuah kisah "retak" yang disajikan menurut sudut pandang Tom. Sejak awal kita diperingatkan bahwa ini bukanlah sebuah love story. Adegan-adegannya bolak-balik dalam rentang waktu saat Tom dan Summer bersama, disampaikan dalam struktur yang bukan sekedar linear story telling. Sayang, penampilan pemeran pendukung tenggelam karena kegemilangan para pemeran utama.

Menawan, segar, dan lucu, (500) Days of Summer menghadapkan kita pada takdir, ketertarikan, gairah, hati yang patah, dan kegigihan akan sebuah harapan. Sebuah romantic comedy yang direkomendasikan oleh Resensi Film Bagus.

Sutradara : Marc Webb
Skenario : Scott Neustadter, Michael H. Weber
Pemain : Zooey Deschanel, Joseph Gordon-Levitt, Geoffrey Arend

Sumber : http://resensifilmbagus.blogspot.com/2010/11/500-days-of-summer-romantic-comedy-yang.html

Resensi Film Tron: Legacy

sebuah film Hollywood terbaik sekaligus terburuk. Aspek positif film ini adalah visual menakjubkan, CGI yang menarik, dan penggunaan 3D yang baik. Aspek negatifnya meliputi kohesi cerita yang buruk, durasi yang panjang, dialog kaku, dan tema yang berantakan. Anda bisa menikmati film ini untuk mengisi waktu luang tetapi anda juga akan dengan mudah melupakannya. Terlalu banyak adegan yang meminjam dari The Matrix dan Speed Racer tanpa ada perubahan yang signifikan.

Tron: Legacy - yang merupakan sebuah sekuel - dimulai dengan anak Kevin Flynn, Sam (Garret Hedlund). Sam mengalami trauma saat ayahnya menghilang, dia tidak mudah bergaul dan mempunyai dana perwalian. Perusahaan yang didirikan ayahnya, Encom, akan merilis sistem operasi baru. Lelucon yang dilakukan Sam membuat Alan (Bruce Boxleitner) menyampaikan pesan Kevin untuk Sam. Dari titik inilah kita dibawa menuju The Grid dan dunia Tron, Clu, dan Kevin Flynn (Jeff Bridges).

Film ini terlihat bagus dan mengejutkan di saat awal dengan tempo yang cukup cepat. Tetapi setelah adegan awal di The Grid, tempo menurun dramatis. Kita dikenalkan dengan karakter baru, Quorra (Olivia wilde), yang menarik tetapi kehadirannya tidak terlalu diperlukan. Dia adalah asisten Kevin dan interaksi awalnya dengan Sam terasa mengganggu dan ajaib.

Tron: Legacy adalah contoh film yang momentumnya didapat dari dialog yang bersifat menerangkan. Terlalu banyak yang dijelaskan dengan dialog yang gamblang dan bukannya melalui bahasa gambar. Banyak juga momen yang dijelaskan secara berlebihan atau malah tidak sama sekali. Adegan-adegan futuristiknya digarap secara maksimal tetapi tidak demikian halnya dengan segi cerita.

Pada akhirnya film ini tidak lebih dari sebuah film eskapis bagi penontonnya. Garret Hedlund sudah melakukan yang terbaik dengan materi yang diberikan tetapi reuni karakternya dengan sang ayah terasa terburu-buru dan dipaksakan. Tron: Legacy hanya memanjakan secara visual. Jangan berharap lebih...

Sutradara : Joseph Kosinski
Skenario : Edward Kitsis, Adam Horowitz, Brian Klugman, Lee Sternthal
Pemain : Garret Hedlund, Bruce Boxleitner, Jeff Bridges, Olivia wilde

Resensi Film Faster

Faster bukanlah jenis film yang membuat anda mengernyitkan dahi. Ceritanya familiar dan mudah ditebak, tetapi kehadiran Dwayne "The Rock" Johnson membuat film ini cukup menarik. Karakter-karakter di film ini bisa dibaca dari peran mereka. Johnson adalah Driver, seseorang yang baru dibebaskan setelah 10 tahun dipenjara karena perampokan bank yang gagal - sebuah perampokan yang juga merenggut nyawa saudaranya. Setelah bebas, Driver mulai menuntut balas atas kematian saudaranya itu.

Johnson selalu watchable dan merupakan sosok pahlawan action sejati karena sosoknya yang kekar menjulang. Dia punya kharisma yang membuat penonton
menyukainya sekalipun dia berperan sebagai perampok yang notabene adalah penjahat. Ini masih ditambah dengan sosok polisi kotor, dikenal sebagai Cop (Billy Bob Thornton), yang merupakan seorang pembohong dan pengguna narkoba. Cop adalah detektif polisi yang menangani kasus Driver. Ada juga karakter pembunuh yang amat klise, Killer (Oliver Johnson-Cohen). Dia menjadi pembunuh karena masa kecilnya yang buruk. Tidak jelas, apakah Killer adalah seorang pembunuh terlatih ataukah membunuh hanya untuk bersenang-senang.

Semua karakter seolah tenggelam saat Johnson muncul di layar. Bukan hanya karena akting mereka yang buruk, tetapi juga karena seperti itulah sebuah film balas dendam dibuat. Semua karakater harus "mengalah" pada tokoh utama yang melampiaskan dendam kesumatnya.

Ada beberapa adegan action yang yang bagus di film ini. Pesan moral yang ingin disampaikan tentang penebusan kesalahan dan merelakan masa lalu juga cukup menarik. Sayang, pesan ini kurang kuat terpancar.

Faster memang mudah dilupakan, tetapi sukses menjadi ajang pembuktian Dwayne Johnson bahwa dia memang piawai memunculkan kharismanya sebagai bintang laga.

Sutradara : George Tillman Jr.
Skenario : Tony Gayton, Joe Gayton
Pemain : Dwayne Johnson, Billy Bob Thornton, Maggie Grace, Oliver Johnson-Cohen

Resensi Film Green Hornet

berlebihan untuk mengharapkan inspirasi dalam The Green Hornet. Tak ada apapun di sini kecuali strategi dan konsep pemasaran serta merchandising yang bagus. Tak ada ide-ide segar yang muncul. Skenarionya ditulis Seth Rogen dan Evan Goldberg berdasarkan acara radio zaman dulu. Walaupun kita merasa mereka sudah berusaha keras, hasilnya adalah cerita yang berantakan, lemah secara konsep, dan tidak ada interest yang mengakar walaupun banyak dialog yang menyegarkan.

Sutradara Michel Gondry seharusnya tahu bahwa dia tidak bisa membuat film bagus dengan materi cerita yang kurang bagus. Tak banyak yang bisa dia lakukan kecuali mengusahakan yang terbaik dengan materi pas-pasan dengan cara mengoptimalkan
visual. Tetapi tidak banyak yang bisa dia lakukan dengan ceritanya dan juga karakter-karakter yang justru menjadi halangan baginya.

Rogen juga bermain sebagai Britt, playboy manja yang mewarisi sebuah surat kabar dan kerajaan media ketika ayahnya (Tom Wilkinson) meninggal. Britt melewatkan masa berkabung bersama temannya Kato (Jay Chou), mantan mekanik sang ayah, dan mereka lantas menyelamatkan sepasang sejoli dari genk jalanan. Inilah saat Britt mendapat ide untuk menjadi superhero - melakukan hal baik sambil melestarikan image penjahat - image yang dipromosikannya di korannya.

Sementara, penjahat sesungguhnya adalah seorang mafia Eropa Timur yang menguasai semua aktivitas ilegal di kota itu. Mafia ini dimainkan oleh Christoph Waltz yang di film ini diperkenalkan dalam sebuah scene yang sangat memuaskan. Waltz muncul di klub malam untuk berbicara dengan pemiliknya, yang telah menciptakan bisnis kristal meth tanpa memberikan sang mafia bagiannya. Sekarang, dia menagih bagiannya dan ternyata ditertawakan oleh sang pemilik klub.

Permasalahan film ini adalah komitmen Rogen dan Goldber untuk menampilkan gagasan bahwa Britt adalah seorang idiot yang komikal. Ini menjadi batasan bagi karakter dan film secara keseluruhan. Karakter Britt hanya ditampilkan sebagai pewaris harta yang dungu, bisa dibilang sebuah parodi dari pewaris kekayaan maha dahsyat. Saat tiba saatnya kekerasan, tidak ada yang peduli dengan sosoknya - selain dungu - juga manja.

Sutradara : Michel Gondry
Skenario : Seth Rogen, Evan Goldberg
Pemain : Seth Rogen, Jay Chou, Christoph Waltz

Jumat, 14 Juni 2013

Resensi Film Sang Penari

Sutradara: Ifa Isfansyah

Skenario: Salman Aristo, Ifa Isfansyah, Shanty Harmayn

Pemain: Oka Antara, Prisia Nasution, Landung Simatupang, Slamet Rahardjo, dll.

Produksi: Salto Films

Durasi: 111 menit

Ketika saya menonton Sang Penari, Salut untuk penyutradaraan dan akting Oka Antara sebagai Rasus dan Prisia Nasution sebagai Srintil yang sungguh terpuji. Jangan lagi Landung Smatupang dan Slamet Rahardjo, nggak heran deh kalau mereka bermain bagus. Suasana Dukuh Paruk berhasil dihadirkan bukan saja secara visual tetapi juga diperkuat oleh dialog-dialog dalam bahasa Banyumasan yang medok oleh para pemainnya. Kalau kamu sudah baca novelnya, kamu akan tahu bahwa Ifa sukses menerjemahkan naskah tersebut ke dalam gambar. Tentu, ini bukan pekerjaan mudah jika mengingat novel RDP yang sudah dikenal masyarakat. Selalu ada risiko menuai kritik dari para pembaca setianya.

Jika hendak bersetia dengan novelnya, awal mula Srintil menjadi ronggeng seharusnya pada usia dua belas, ketika ia menadapat haid pertama kali. Tetapi, dengan pertimbangan moral, Ifa memutuskan sedikit mengubah bagian itu dengan Srintil yang sudah berusia 17. Keputusan yang bijak, saya rasa.

Ya, ini kisah yang sarat tradisi lokal, tentang seorang ronggeng di Dukuh Paruk. Ronggeng itu bernama Srintil. Di Dukuh Paruk yang miskin, keberadaan ronggeng adalah sebuah keharusan sekaligus anugerah turun temurun. Ronggeng terakhir tewas beserta beberapa warga dukuh yang lain akibat keracunan tempe bongkrek bikinan ayah Srintil Srintil waktu itu masih bocah ingusan. Ayah ibu Srintil akhirnya juga ikut mati oleh tempe buatan mereka sendiri. Untunglah, Srintil selamat. Kemudian dia diasuh oleh kakeknya (Landung Simatupang).

Srintil memiliki sahabat, Rasus namanya. Mereka tumbuh bersama dan tanpa sadar benih-benih cinta telah turut bersemi seiring beranjaknya usia mereka. Jika Rasus mengisi waktunya dengan bekerja sebagai buruh tani di kebun singkong, Srintil diam-diam memendam hasrat untuk menjadi ronggeng yang telah lama tiada di dukuh mereka. Meski Rasus tak setuju dengan cita-cita Srintil, tetapi takdir lebih berkuasa menjadikan Srintil sebagai penari. Maka, pada waktu yang telah ditentukan, digelarlah upacara penobatan Srintil sebagai ronggeng. Selain harus menari, dalam upacara itu dia juga harus melewati ritual “bukak klambu”. Dalam ritual ini keperawanan Srintil dilelang dan akan diserahkan kepada penawar tertinggi.

Rasus yang cemburu tak sanggup membayangkan gadis yang dicintainya itu melakukan ritual bukak klambu. Dia lalu menemui Srintil yang menyambutnya dengan gairah yang sama. Di dalam kegelapan kandang kambing, Srintil dan Rasus menyatukan tubuh dan cinta mereka.

Dan selanjutnya, Srintil menjelma ronggeng yang dicintai Dukuh Paruk. Rasus yang tetap tak sepakat, memilih meninggalkan kampungnya dan kemudian menjadi tentara.

Seiring perkembangan politik tanah air masa itu, Dukuh Paruk tak luput dari jangkauan partai komunis. Kemiskinan dan kebodohan orang-orang di desa itu adalah sasaran empuk bagi propaganda partai yang berpaham kerakyatan itu. Bakar berhasil mendapatkan pengikut melalui jargon “semua untuk rakyat”, termasuk kesenian. Termasuk ronggeng.

Srintil yang lugu dan hanya tahu menari pada akhirnya harus menanggung akibatnya. Ketika pecah kaos pada 1965, bersama orang-orang Paruk, Srintil ditangkap dan ditahan. Ironisnya, petugas/tentara yang melakukan penangkapan itu salah satunya adalah Rasus.

Resensi Novel Bunga Cantik Di Balik Salju

Judul : Bunga Cantik di Balik Salju
Penulis : Titik Andarwati
Penerbit : Diva Press
Dimensi : 14 cm x 20 cm
Tebal : 458 halaman

A. Sinopsis novel
Di usia yang masih sangat muda, 19 tahun, Lana telah memutuskan untuk mengasuh Denniz, anak dari sahabatnya yang meninggal sewaktu melahirkan. Ayah si bayi sendiri, Brian, tidak mau mengakui anaknya. Pertentangan dari keluarga Lana jelas terjadi walau akhirnya mereka menerima Denniz dan membantu merawatnya.

Hidup yang berat bagi Lana. Di usianya yang ke-25, dia memutuskan untuk tinggal sendiri bersama Denniz dan membiayai sendiri hidupnya dengan bekerja sebagai staf pengajar pada sebuah lembaga pendidikan asing.

Memiliki Denniz selama 6 tahun membuat Lana kebal saat orang-orang menatapnya dengan kagum, iba, sinis, ataupun jijik saat Denniz memanggilnya “mama”. Semua itu tidak mengubah apa pun, dia tetap mencintai Denniz dan menganggap keputusannya untuk mempertahankan Denniz adalah keputusan terhebatnya.

Cintanya kepada Denniz menjadikan dirinya mengabaikan kebutuhan dirinya sendiri, termasuk kebutuhan akan seorang laki-laki yang seharusnya mulai ia pikirkan untuk mendampingi hidupnya kelak.

Hingga suatu hari, hadirlah sosok Dhimas, laki-laki keren dan pujaan banyak wanita memasuki kehidupan Lana. Dhimas yang hanya mengetahui bahwa Lana adalah seorang Ibu dengan satu anak menerima Lana apa adanya, seburuk apapun masa lalu Lana tanpa ia tau keadaan yang sebenarnya.

Namun tidak semudah itu untuk Lana menerima Dhimas sebagai pendamping hidupnya, serta menjadi pabrik figur seorang Ayah untuk Denniz. Butuh pertimbangan yang tidak sedikit untuk hal itu, hingga ia memutuskan untuk menerima Dhimas sebagai Suaminya.

Akhirnya, Lana menerima Dhimas, dan mereka segera menikah. Hingga suatu ketika Dhimas mempertemukan Lana dengan keluarga besar Dhimas, terbukalah rahasia besar bahwa sebenarnya Lana belum pernah melahirkan seorang anak dan membuat Dhimas sangat terkejut.

Lana dan Dhimas akhirnya resmi menikah.


B. Unsur Intrinstik Novel
1. Tema
Seorang wanita yang kuat dan tegar, memiliki hati yang baik untuk merawat seorang bayi sahabatnya ketika ia sendiri masih sangat muda.
Perjuangan hidup seorang wanita yang mandiri.
Wanita yang mengagumkan, rela dicap 'tidak benar' oleh tetangga-tetangganya demi merawat Denniz.

2. Tokoh
- Tokoh Utama : Maulana Andara Restu
- Tokoh Kedua : Denniz
- Tokoh Ketiga : Dhimas Mahesa
- Tokoh Pembantu : Megan, Fany, Dhyas, Yudha, Rindra, Pak Sinclair, Ruben, Yudha, Brian
- Tokoh Piguran : Pak Rudi, Bu Rina, Hendra, Diki, Anggra, H. Bakrie, Emi

3. Penokohan
Maulana Anadara Restu : Sosok perempuan yang kuat dan tegar, keinginannya untuk mandiri sejak muda, dan sangat menyayangi Emi sahabatnya yang telah meninggal, juga sangat menyayangi anak angkatnya yaitu Denniz.
Denniz : Anak kecil yang lucu, pintar, cuek dan manja.
Dhimas Mahesa : Sosok laki-laki tampan, cuek dan mapan. Ia sangat menyayangi Denniz dan Lana.
Penokohan lainnya.

4. Alur
Alur maju mundur, dimana novel menceritakan keadaan Lana saat itu kemudian harus kembali kepada masa lalu untuk menjelaskan alasan mengapa Lana akhirnya membesarkan Denniz sebagai seorang Ibu. Dan akhirnya kembali maju dengan menceritakan Lana dan Dhimas akhirnya menikah.

5. Amanat
Tidak ada anak yang dilahirkan dengan keadaan haram. Perbuatan orang tuannya lah yang haram.
Karena aku mencintai kamu. Perempuan akan lebih bisa bertahan kalau dia dicintai daripada harus mencintai. Dan aku mencintai kamu.
Dandelion adalah bunga liar yang kuat. Bahkan, saat tumbuhan lainnya mati, dandelion tetap hidup. Menahun. Dandelion bisa hidup di mana saja asalkan ada sinar matahari. Di sela-sela batu, di dekat rel kereta api, ataupun di retakan-retakan trotoar pun ia bisa hidup. Dan, aku pun ingin seperti itu. Hidup seperti dandelion.
Jadilah diri sendiri dan selalu bersyukur tentang apa yang sudah Tuhan berikan.

C. Kesimpulan
Novel ini pantas dibaca untuk siapa saja, terutama untuk wanita. Sesuai konsep nya yang inspirasional, novel ini memberikan kita banyak inspirasi, pesan dan kesan yang dapat mengalir hingga ke lubuk hati dan pikiran. Sebuah novel yang mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang sederhana.

Minggu, 09 Juni 2013

CARA MENUMBUHKAN MOTIVASI BERPRESTASI

1. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk berbuat sendiri. Motivasi merupakan kondisi internal individu yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Peran motivasi adalah sebagai pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman 1986, Reber 1988 dalam Muhibinsyah, 2000).

2. Filosofi Motivasi
a. Pada hakekatnya motivasi diyakini sebagai hasil penguatan (reinforcement), Contoh : Perolehan nilai bagus atau pujian guru akan menambah motivasi belajar
b. Dorongan seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya positif (seorang yang baik) adalah motivasi untuk mendapatkan standar kepuasan diri (cognitive dissonance)
c. Teori atribusi menemukan dua fenomena motivasi :
1. Siswa yang meyakini bahwa sukses atau gagal itu disebabkan oleh faktor kemampuan dan usaha dalam diri (internal)
2. Siswa yang percaya bahwa berhasil atau gagal itu disebabkan oleh faktor luar diri (external). Keyakinan inilah yang perlu diluruskan
d. Teori Self – Worth
Seorang individu itu belajar dari persepsi masyarakat bahwa seseorang itu dinilai/dihargai karena prestasinya. Kegagalan akan membuat perasaan diri yang tidak berharga
e. Teori Ekspektasi
Motivasi seseorang tergantung pada besarnya kemungkinan berhasil dan bagaimana makna suatu keberhasilan itu bagi dirinya, contohnya :
a. Saya yakin dapat memperoleh nilai tinggi kalau saya mau mencoba, dan bagi saya nilai itu adalah sesuatu yang penting.
b. Ada keyakinan bahwa saya bisa tergolong sebagai orang-orang yang berprestasi itu penting.
f. Teori Humanistik
Dorongan jiwa tergerak karena ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang menggerakkan orang bertingkah laku adalah :
a. Kebutuhan fisik (makan, pakaian, tempat tinggal, air dan udara), kebutuhan ini paling dasar sifatnya.
b. Kebutuhan rasa aman, bebas suasana ancaman dan bahaya (safety).
c. Kebutuhan untuk diterima dan dikasihsayangi atau dicintai (belonging).
d. Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan & persetujuan (self existence).
e. Kebutuhan ingin tahu, mengerti, dan menyelidiki (intellectual achievement).
f. Kebutuhan mendapatkan keindahan dan kondisi teratur (aesthetica apprecazation).
g. Kebutuhan aktualisasi diri menjadi apapun yang diinginkan (self actuallization).
g. Maslow dalam teori kebutuhannya menggambarkan motivasi dalam bentuk Piramid sebagai berikut :

Implikasinya dalam belajar :
Optimalisasi belajar perlu mengupayakan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusiawi, seperti suasana yang sehat, fisik yang segar, penuh kasih sayang, bebas ancaman /bahaya, ada pengakuan dan penghargaan atas prestasi siswa, membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong siswa untuk beraktualisasi diri.

3. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Secara umum motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Motivasi Instrinsik, yaitu dorongan yang bersumber dari dalam diri seseorang
Contoh : dorongan ingin minum, dorongan ingin bisa dan lain-lainnya
b. Motivasi Ekstrinsik, adalah dorongan untuk berbuat sesuatu yang berasal dari luar diri Contoh : seseorang bertingkah laku karena adanya penghargaan, pengakuan, pujian, hadiah dan sebagainya
Dalam praktik kedua motivasi tersebut harus dikombinasikan. Namun yang paling efektif adalah motivasi instrinsik yang tumbuh dari dalam diri

4. Motivasi Berprestasi
Diakui bahwa bangsa Jepang dalam seabad terakhir begitu pesat dan unggul dalam produktifitas dan prestasi tekhnologinya. Bangsa ini telah mengalahkan Eropa dan Amerika. Kini Korea mulai membuntuti Jepang. Apa rahasianya ? Bagaimana sumber daya manusianya ? Sehari-hari kita sering menemui orang yang begitu rajin, tekun bekerja, dan sangat berprestasi tinggi. Mereka sangat produktif dan kreatif. Sebaliknya banyak orang yang santai-santai, bekerja ala kadarnya, malas-malas. Mereka acuh tak acuh dengan kesuksesan.

Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk berjuang, bekerja habis-habisan untuk mencapai sukses. Adalah suatu motivasi untuk berkinerja / berprestsi lebih baik,
lebih efesien, lebih cepat, lebih berkualitas dari hari ke hari.
Orang yang motivasinya tinggi bukan berarti tidak pernah gagal. Tetapi bila gagal ia akan bangkit, bahkan berusaha lebih keras lagi. Sampai akhirnya sukses (Weiner, 1980 dalam Sri Esti Wuryani, 2002).

5. Pastikan Motivasi Berprestasi Anda Tinggi
Tanda-tanda orang yang memiliki dorongan kesuksesan tinggi :
a. Lebih suka dan puas terhadap prestasi hasil usaha sendiri
b. Sukses itu bukan karena nasib mujur, tetapi hasil perjuangan
c. Kegagalan bukan berarti sial, tetapi karena volume usahanya masih kurang
d. Mereka kreatif, lebih gigih, energik, lebih suka bertindak daripada berdiam diri, produktif, dan penuh inisiatif
e. Suka tantangan dan memilih tugas yang resikonya realistik sesuai kemampuan nyata yang dimiliki, yakni peluang berhasil dengan resiko gagalnya seimbang. Orang yang rendah motivasi berprestasinya akan memilih pekerjaan yang lunak, kecil resikonya tidak perlu banyak usaha. Atau sebaliknya memilih resiko super tinggi tanpa perhitungan. Jika gagal mencari-cari alasan
f. Selalu mengevaluasi dan mencari umpan balik untuk lebih giat lagi

6. Menumbuhkan Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi tidak dibawa sejak lahir, tetapi suatu proses yang dipelajari, dilatih, ditingkatkan, dan dikembangkan.
Berikut ini kiat-kiatnya :
a. Tetapkan tujuan (goal setting), yakin dan optimislah bahwa kita dapat berubah, bahkan kita memang harus berubah untuk mencapai titik maksimum
b. Susunlah target yang masuk akal. Saya harus meraih peningkatan dalam setiap kurun waktu, 2 atau 3 poin seminggu
c. Belajar menggunakan bahasa prestasi. Gunakanlah kata-kata optimistis misalnya “masih ada peluang lagi”. Jadikan konsep ini sebagai budaya berfikir, berbicara, berdialog, dan bertindak
d. Belajar sendiri cermat menganalisis diri. Masih adakah cara berfikir, perilaku, dan kebiasaan saya yang kurang menguntungkan
e. Perkaya motivasi. Kekayaan motivasi membuat kita tidak kehabisan pemasok daya penggerak. Fokuskan pada motivasi instrinsik (dalam diri). Sentuhan perasaan, fikiran, dan motivasi dari orang-orang terdekat juga dapat dimanfaatkan